Resensi Buku Gagasan Catatan Aktivis Jas Merah
Gagagasan
Catatan Aktivis Jas Merah
Penulis : Ridlo Abdillah
Penerbi :
Kolom Raya & DPD IMM Jawa Barat
Tahun Terbit : Maret 2017
Cetakan :
I
Tebal Halaman :
1 Cm
Perancang Sampul :
Deden Suherman
Ilustrasi Sampul :
Dylan Puthut Dananjoyo
Kata Penulis
Menggugat Mahasiswa! Mengapa harus menggugat
Mahasiswa? Mengapa Mahasiswanya yang digugat? Bukankah Mahasiswa yang terbiasa
menggugat?
Bukankah Mahasiswa
selalu menggugat presiden , menteri, gubernur, bupati, walikota, menggugat
korporasi asing yang merongrong kedaulatan? Bukankah mahasiswa selalu hadir
dijalan menyuarakan suara gugatan, apapun itu?
Benar, bahwa mahasiswa selalu menggugat
apapun yang dianggapnya tidak sesuai dengan pandangannya. Mereka sering
berdemonstrasi didepan gedung DPR/MPR, didepan istana Negara, didepan kantor
gubernur, didepan kantor bupati dan walikota. Satu yang biasa diketahui oleh
rakyat, bahwa mereka sedang munyuarakan aspirasinya yang terpendam dalam hati.
Rakyat mempercayainya sebagai manusia yang dapat mewakili suaranya setelah
parlemen , wakil rakyatnya tak mampu atau memang tak mau berbuat untuk
mewujudkan keinginan rakyat. Mahasiswa, bagi kebayakan orang, para pengamat
menilainya, merupakan entitas independeng yang mampu mendobrak kebekuan. Yakni
mendorong perubahan kearah yang lebih baik. Lagi-lagi pertanyaannya benarkan
begitu mahasiswa hari ini? Benarkah mahasiswa hari ini begitu menggebu membela
rakyat bangsa Indonesia? dari ratusan ribu mahasiswa yang ada dikampus-kampus
dari sabang sampai merauke itu, apakah benar mereka sering memikirkan dirinya
sebagai manusia yang benar-benar diharapkan oleh peradaban? Atau jangan-jangan
mahasiswa hari ini telah terjebak oleh orientasi hidup yang sesaat dan sesat?
Pertanyaan-pertanyaan diatas mungkin hanya
dapat dijawab oleh mahasiswa bukan hanya dengan jawaban lisan atau tulisan
semata. Namun semua itu dapat terjawab dengan utuh yakni dengan tindakan kerja
nyata para mahasiswa. Yaitu memberikan karya yang terbaik bagi bangsa yang
sedang sakit ini dengan terus berusaha membuat trobosan solusi dari
permasalahan peradaban. Ialah dengan menjadi mahasiswa yang berbudaya dan
berkeadaban .
BAB I
KENAPA MAHASISWA?
Catatan Aktivis Jas Merah, Siapa
yang tidak mengenal Aktivis Jas
Merah? Anggun dalam moral, unggul dalam
intelektual, itulah slogan organisasi Jas Merah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Gerakan Mahasiswa ini lahir pada tanggal
16 Maret 1964. Konsekuensi kebangsaanlah yang nmembuatnya harus muncul
dipermukaan Nusantara. Perjalanan peradaban yang dianggap semakin mundur pada
saat itu , ternyata membangkitkan mereka untuk membentuk sebuah ikatan para
cendekia yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Gerakan IMM adalah gerakan intelektual. Dalam hal
ini, IMM didesak untuk menelurkan kader-kadernya menjadi seorang intelektual
ulung yang mampu menciptakan sebuah perubahan yang berarti. Seperti yang
diungkapkan oleh gramsci, bahwa seorang intelektual yang sesungguhnya adalah
yang memihak kepada transformasi social, dialah sang intelektual organik. Dan
transformasi social ini yakni perubahan social politik yang lebih adil. Dengan
kata lain, seorang intelektual harus mampu melakukan pemberdayaan kepada yang
tidak mendapatkan keadilan dengan kondisi yang ada .
Dengan gelar mahasiswa, tidak bisa tidak dituntut
mampu keluar dari dunia kemahasiswaan yang biasa, serba normative tanpa
kreativitas. Tak cukup dikelas , setiap kader IMM didorong untuk menyeimbangkan
kualitasnya dengan menghidupkan aktivitas diluar kelas.
Selain didalam kelas , diluar kelaslah wadah yang
nyata bagi IMM menggerakkan gerakan kemahasiswaan yang konstruktif. Kerja
kreatif, memikirkan nasib bangsa, memikirkan nasib mahasiswa , memikirkan nasib
ayahanda dan ibunda, memikirkan nasib
umat manusia didunia adalah tugas utama ikatan.
Tak seperti digenerasi awal,pemberantasan tahayyul,
bid’ah, terkesan menjadi bagian dakwah utama IMM. Kini serangan budaya-budaya
dekstruktif seperti hedonisme,individualisme, materialisme, korupsi, narkoba,
dan lainnya, justru semakin menjangkit kaum muda. Oleh sebab itu IMM sudah
seharusnya memperhatikan dengan serius agar kaum muda , khususnya mahasiswa,
terhindar dari budaya yang menghancurkan masa depan tersebut.
Belajar-belajar yang keras, aktivis IMM kini
dinanti-nanti amaliah ilmiahnya. Bangsa Indonesia berharap sekumpulan kaum muda
yang menyeruh kepada kebajikan mencegah kemungkaran, yakni IMM terus bergelora
ditengah Masyarakat.
Menjadi seorang aktivis IMM tentu tidaklah hanya
tercatat dalam structural organisasi saja , aktivis IMM memiliki tantangan
tersendiri dalam menghadapi dunia global ini . mencapai sebuah tujuan menjadi
agen pembangunan budaya dan ekonomi memiliki pra syarat penting yang harus
ditempuh oleh kader IMM, Kata Hendar, “ Satu caranya adalah Membaca ”. aktivis
IMM memiliki kewajiban membaca yang akan mendorongnya semakin melek terhadap
persoalan budaya dan ekonomi di lingkungannya. Karena seorang pemuda,
lebih-lebih seorang mahasiswa otaknya harus diisi penuh oleh penetahuan
informasi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.
Melihat kondisi zaman pada saat ini, manusia seolah
harus tunduk pada perubahan-perubahan teknologi informasi yang begitu cepat.
Bahkan mampu menghipnotis manusia untuk terjerembab dalam kenyamanan keasyikan
dunia itu, dan lupa untuk mengerjakan budaya-budaya luhur, produktif dalam
mengembangkan kapasitas diri. Apalagi pada 2017 , kemajuan teknologi
internet-informasimendorong sebagian besar orang diplanet bumi ini harus
menjalani aktivitas sehari-harinya dimedia social yang banyak digunakan seperti
facebook,twitter, instagram, whatsapp,dll. Tak heran perubahan social
kebudayaan disuatu Negara pun harus terpengaruh dengan kehadiran teknologi
tersebut. Seperti Indonesia misalnya yang orang-orangnya menjadi pengguna
internet terbanyak didunia yang masul dalam urutan puncak setelah amerika .
Hendar menegaskan , fenomena kehidupan yang terjadi
berkaitan dengan apa yang terjadi didunia social dan budaya. Selain untuk
mengetahui, memetahkan social dan budaya yang berlangsung ,IMM pun didorong
untuk merekonstruksi social dan budaya. Social dan budaya yang dekstruktif
dapat dicegah oleh IMM.
Jadi, mewujudkan Indonesia yang berdaulat,
mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya amatlah tidak mudah. Dari
semua itu, perlu perjuangan yang cerdas dank eras tanpa henti agar cita-cita
bangsa ini dapat tercapai. Karena hal itu pergerakan kebudayaan,social,
politik, ekonomi, pendidikan lebih-lebih menghadapi pertarungan global harus
didesain sestrategis mungkinoleh seluruh elemen di Indonesia, tak terkecuali
oleh pemerintah. Tak kalah penting seiring berjalannya roda kehidupan, manusia
muda di Indonesia tampaknyaamatlah tidak terpuji bila berleha-leha ,
bermalas-malasan, ongkang-ongking, nongkrong sana sini untuk menghabiskan waktu
tanpa makna, tanpa manfaat. Apalagi
mereka yang mengaku atau berstatus mahasiswa, sungguh amat keterlaluan jika
tidak memahami jati diri yang sesungguhnya.
Begitupun dengan organisasi mahasiswa pembaharu,
ikatan mahasiswa muhammadiyah yang memiliki tujuan mulianya untuk membangkit
semangat mahasiswa menjadi sang intelektual masa kini. Yang sadar akan
persoalan-permasalahan kebangsaandan peradaban islam, harus lebih melompat
tinggi setinggi mungkin pergerakannya. Hal itu untuk mengejar ketertinggalan
dari kemajuan dan perubahan yang cepat dari peradaban lain, tak terkecuali
peradaban barat. Dengan entitas struktur yang ada, IMM memiliki posisi dan
peranan yang strategis dalam memerdekakan cita-cita Indonesia, memerdekakan
rakyat Nusantara.
Sebab dikampus-kampus dari sabang sampai merauke,
disana terdapat manusia potensial, manusia-manusia Indonesia, kaum muda,
mahasiswa-mahasiswa, aktivis IMM tersebar yang siap berjuang untuk ibu pertiwi.
Dan kunci keberhasilan dari perjuangan ini adlah, tugas bagi semua untuk benar-benar
melahirkan kesadaran tingkat tinggi kepada mahasiswa bahwa negeri ini nyata ,
sedang sakit’!
BAB II
MAHASISWA HARI INI!
Aktivis mahasiswa memiliki nilai beda dibanding
dengan mahasiswa biasa. Apa yang membedakan mereka? Mungkin orang muda mendefinisikan
aktivis mahasiswa. Hal yang umum, aktivis mahasiswa dianggap orang yang
terlihat giat beraktivitas dalam sebuah organisasi kemahasiswaan. Soal jenis
organisasi pun banyak.
Dalam hal ini, baik aktivis mahasiswa dari
organisasi kampus atau ekstra kampus, kecenderngan dari mereka memiliki kiprah
yang sangat berbeda dari mahasiswa biasa. Itu dapat dilihat dari mobilitas sang
mahasiswa dikampus disetiap harinya. Bagi aktivis mahasiswa, memiliki waktu
luang adalah waktu untuk menyibukkan diri dengan bekerja di organisasinya.
Kebanyakan mereka telah menjadwalkan agenda diskusi
atau kajian bagi organisasinya. Atau mungkin, mereka memiliki kegiatan besar
yang akan dilaksanakannya, semisal seminar, penelitian, diskusi public, bakti
social, advokasi, dll, bahkan demosntrasi.
Disanalah hal menarik yang biasa didapatkan oleh
aktivis mahasiswa. Bukan sekedar capek, namun mereka akan memahami bagaimana
caranya bekerja sama dalam sebuah organisasi. Dan disanalah jiwa kepemimpinan
bias diasah dengan baik .
Dan hal yang paling membedakan adalah aktivis
mahasiswa tak akan pernah melepaskan genggaman buku dari tangannya. Buku
baginya petunjuk dunia kemana ia pergi. Bagi mahasiswa membaca buku yaitu ruh
inti dari aktivitas sehari-harinya. Ini yang paling fundamental bagi aktivis
mahasiswa. Tak ada kata lain bagi aktivis mahasiswa sejati, belajar tak akan
pernah berhenti hingga akhir hayat, membaca, menulis, bekerja, beribadah, itu
yang selalu dilakukannya.
Lalu bagaimana dengan metamorfosis aktivis
mahasiswa? mahasiswa selalu ingin baik dalam hal apapun. Manusia selalu ingin
berubah dalam hal apapun. Manusia selalu ingin memiliki keinginan yang lebih
baik dalam hal apapun. Itulah manusia , makhluk yang dinamis. Dan semua itu
bisa disederhanakan yakni manusia selalu melakukan apapun yang dapat mencapai
titik keinginannya. Terlebih seorang mahasiswa saat baru saja duduk dibangku
perkuliahan, mereka dengan cepat merangkai keinginan barunya . mereka selalu
ingin baik dalam hal apapun. Terutama, mahasiswa mudah mengimajinasikan
keinginanannya terkait dunia karirnya.
Dalam mencapai sesuatu, setiap orang akan berusaha
semaksimal mungkin, sampai impian itu dapat diraih. Bahkan strategi utuk
mencapai impian tersebut disiapkan jauh lebih awal. Dalam konteks ini bagaimana
kita menanamkan motivasi yang kuat dalam rangka mencapai impian, menaklukkan
sesuatu dengan tekad.
Namun, digencarnya arus globalisasi dan informasi
ini, aktivitas menulis dikalangan mahasiswa ternyata masih kurang massif,
terutama menulis opini, artikel,dll. Ini sungguh berimplikasi dalam perubahan
social. Padahal menulis dapat memberikan pencerahan bagi banyak orang.
Sebenarnya, mahasiswa haruslah gemar menulis selain skripsi, yaitu seperti
artikel-artikel membangun sesuai julukannya mahasiswa . Disini peranan mahasiswa
seharusnya dapat dimaksimalkan dalam menyampaikan fikirannya baik lisan maupun
tulisan yaitu sebagai perwujudan mahasiswa
sebagai manusia terdidik dan terpelajar.
Tak kalah pentingnya dalam bidang politik,
sesungguhnya peranan mahasiswa sangat strategis dalam mengontrol dinamika
keberlangsungan penyelenggaraan Negara. Kemampuan menulis mahasiswa menyoal
politik sangat berpengaruh dalam sejarah, begitupun hari ini . baik dengan
lisan secara demonstrasi ataupun diskusi, audiensi menyampaikan aspirasi
mahasiswa untuk mengontrol perkembangan politik yang ada, memang sangat
terlihat massif dan signifikan.
Menulis dimedia public , pers, korang, buku,
atauyang lainnya, masih sangat kurang dihidupkan oleh mahasiswa. Kontraks
sekali, gaya mahasiswa ‘ kupu-kupu’ yaitu kuliah pulang-kuliah pulang hari-hari
ini telah merambah ke kebanyakan mahasiswa. Tentu dengan gaya hidup seperti itu
, akan berdampak pada kekosongan budaya menulis.
Banyak langkah strategis yang bisa dilakukan dalam
mendinamiskan gerakan menulis. Pertama , promosi tentang pentingnya membaca
kepada mahasiswa harus dilakukan sekreatif mungkin. Kedua, program gerakan
membaca satu bulan satu buku minimal dapat berjalan dikalangan mahasiswa. Hal
ini dapat meningkatkan pembendaharaan
kosakata mahasiswa yang akan memudahkan kegiatan menulisnya. Selanjutnya,
mahasiswa dapat mengadakan kegiatan menulis opini ataupun esai. Hiduplah
tulisan! Selanjutnya penguasaan bahasa, disamping menaklukkan sesuatu dengan
tekad dan motivasi yang kuat, bahasa juga perlu penguasaan seperti bahasa
inggris, sebuah bahasa yang telah digunakan banyak orang didunia, sebuah bahasa
resmi, bahasa pergaulan internasional, karena kita sebagai makhluk social,
penguasaan bahasa itu penting.
Lalu, bagamana dengan mahasiswa kupu-kupu tadi? Jika
ditanyakan kepada mereka untuk apa mereka ngampus? Tentu jawabannya singkat,
agar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan memadai. Wajar saja , jawaban
itu dapat diterima. Mahasiswa kupu-kupu
yang tak peduli apa yang terjadi diluar sana, mindset-nya yang penting kuliah
kelar . amat disayangkan ketika kita memiliki peluang yang lebih besar untuk
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi sekitar, lalu kita buang begitu
saja .
Alangkah bijaknya mahasiswa tidak hanya sibuk
mengisi absen kuliah, namun mencatat dan mengimplementasikannya apa yang sudah
mahasiswa dapat di perkuliahan tersebut. Karena itu tuntutan bagi yang
menyandang mahasiswa adalah bagaimana mereka dapat menghidupkan dunia akademik
kampusnya dengan baik. Budaya membaca, menulis, belajar dan mengajar, ngeblog
harus harus benar-benar ditanamkan oleh segenap bagi yang mengaku mahasiswa.
Bukan Cuma IPK yang besar , tetapi kontribusi kita terhadap khalayak pun besar
.
Kedepan kita tidak lagi melihat mahasiswa kupu-kupu
itu di kampus, yang ada adalah mahasiswa-mahasiswa kreatif, inovatif, kritis,
integrative dan inspiratif.
BAB III
GERAKAN MAHASISWA
PEMBAHARU YANG BARU
Mahasiswa bukan sebuah terminology dan predikat
biasa yang dilekatkan terhadap setiap orang yang sedang menduduki bangku
perkuliahan itu. Sebuah predikat yang memiliki nilai lebih dan tantangan
tersendiri. Sebuah tantangan menjadi seorang akademisi yang mengharuskan
dirinya menjadi manusia yang anggun bermoral dan intelek hingga terdidik,
sehingga mahasiswa dapat menempatkan dirinya dengan baik.
Fase perubahan pola berfikir, disinilah tempatnya
bagi setiap mahasiswadalam atmosfer sebuah dunia akademik yang harus
diejewantahkan oleh segenap mahasiswa untuk berfikir lebih peka, kritis,
rasional, dan ilmiah.
Melalui masa Ta’Aruf (MASTA) Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM), adalah momentum bagi setiap mahasiswa untuk melihat sebuah
realita yang masih terlihat samar. Sehingga seharusnya , membuat mahasiswa
ingin lebih mengetahui sebuah realita apa yang ada. MASTA IMM , ajang
pengenalan sebuah ikatan, yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kepada civitas
mahasiswa. Ikatan yang memiliki tujuan mulia untuk mengatarkan segenap
mahasiswa menjadi akademisi yang religious, intelek, dan humanis, hingga
perwujudan atau manifestasi anggun dalam moral, unggul dalam intelektual itu
tercapai . MASTA IMM bukan hanya sekedar masa perkenalan antara mahasiswa
dengan ikatan. Namun dapat juga dijadikan masa pengenalan potensi diri untuk
digali lebih dalam lagi.
Potensi-potensi dari setiap mahasiswa adalah
kekuatan terbesar mahasiswa untuk mengekspresikan dirinya, tampil lebih berbeda
dibandingkan sebelumnya. Sebuah potensi luar biasa yang tersembunyi
didalam setiap diri mahasiswa. Disinilah
masa pengenalandiri itu bisa diwujudkan hanya dengan pola berfikir agar lebih
progresif. Dan keaktifan setiap mahasiswa akan berdampak dalam pencarian jati
dirinya.
IMM tak memiliki alasan lagi saat menyambut
mahasiswa baru dalam masta yaitu selain mengajak mahasiswa baru berfastabiqul
khaerat. Berlomba-lomba menjadi mahasiswa yang anggun dalam moral, unggul dalam
intelektual.
Mereka yang berkutat dengan IMM lalu berhasil dalam
dunia karir, dan terhitung nilai ibadah, bermanfaat, inilah yang harus
ditekankan. Bahwa IMM harus mendorong aktivitasnya berkarya lebih dari
mahasiswa biasa .
Ber-IMM yaitu menyiapakan diri untuk siap terjun ke
masyarakat dengan keilmuan yang kita miliki .
Tentang
Ridlo Abdillah
Ridlo abdillah lahir dibogor , 10 juli 1990. Setelah
lulus dari SMA Negeri 1 Leuwiliang , aktivis IMM Jawa barat ini tidak langsung
melanjutkan jenjang perguruan tinggi sebagaimana lazimnya lulusan SMA. Rido,
biasa Ridlo Abdillah dipanggil ini. Memiliki hobby renang, ia sempat mengikuti
berbagai tes calon TNI Selama tujuh kali, dimulai dari tes calon Akademi
Angkatan Laut, Bintara TNI AL,Akademi Militer dan lainnya. Namun selalu saja
tesnya itu berakhir di final yaitu
puntukhir (penentuan akhir ).
Tak bisa menjadi mariner, akhirnya rido pun terjun
ke dunia pendidikan dengan mengajar dibeberapa sekolah dan lembaga kursus
bahasa inggris di bogor. Kemampuan bahasa inggris ala kadarnya itu , ia
terapkan untuk berekspresi diruangan kelas.
Untuk menyeburkan dirinya didunia social rido dengan
pasti bergabung dengan berbagai organisasi dan institusi dan berperan sebagai
Ketua Umum STKIP Muhammadiyah Bogor 2012-2013, ketua Bidang Riset Dan
Pengembangan Keilmuan DPD IMM Jawa Barat 2013-2015, Ketua Bidang Organisasi
2015-2017 . ketua DKR Pramuka Leuwiliang 2009-2010. IMM bagi rido merupakan
kampus utamanya untuk menempa diri, sehingga dirinya dapat bertualang sebagai
kesibukan.
Dengan modal kemampuan menulis “NEKAT” , Ridlo
ternyata bermetamorfosis menjadi jurnalis yang benar-benar ‘gila menulis’ pada
tahun 2014. Ridlo pernah bekerja diharian republika, dan harian pagi radar
bogor. Lalu dibidang pendidikan, aktivis gerakan mahasiswa pembaharu ini pernah
menjadi guru di SD Negeri 1 cibeber leuwiliang kabupaten bogor 2008-2009.
Namun sejak 14 agustus 2016 alasan utamanya untk
tinggal dibandung adalah karena aktivis jas merah ini sudah menemukan cinta
sejatinya sang IMMawlulusan Universitas Telkom, Ikma Aghniatunnisa, yang juga
salah satu pimpinan di DPD IMM Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar