ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR MATA




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan keperawatan tentang TUMOR MATA ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ns.Sulkifli Nurdin,S.kep,.MM,kep selaku Dosen mata kuliah sistem sensori persepsi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai tumor mata. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.





                                                                       Penulis

                                                                                                Sidrap,28 Maret 2017


DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         LATAR BELAKANG
2.1         TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1.1         LANDASAN TEORITIS PENYAKIT
2.1         ETIOLOGI
3.1         PATOFISIOLOGI
4.1         JENIS PENYAKIT
5.1         MENIFESTASI KLINIK
6.1         PEMERIKSAAN PENUNJANG
7.1         KONSEP MEDIS
a.    PENGKAJIAN
b.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
c.    INTERVENSI KEPERAWATAN
BAB III
PENUTUP
SARAN
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian tubuh yang lain, sekitar satu persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena mata alat vital dan pengobatannya terkadang sulit sehingga harus mengorbankan penglihatan. Karena itu, sering terjadi tawar-menawar antara dokter dengan pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap pengangkatan tumor ganas mengharuskan tepi sayatan bebas dari sel-sel tumor, artinya sayatan harus dilakukan beberapa milimeter sampai beberapa centimeter di luar jaringan tumor.
Bisa dibayangkan, betapa sulit mengatur sayatan yang bebas tumor tanpa harus mengorbankan bola mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan matanya, sehingga yang diangkat hanya sebagian, hal inilah yang menimbulkan kekambuhan dan akhirnya membawa kematian.

TUJUAN
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui landasan teoritis tumor mata
2.      Untuk mengetahui landasan teoritis asuhan keperawatan tumor mata
3.      Untuk mengetahui pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien tumor mata










BAB II
PEMBAHASAN
1.1TINJAUAN PUSTAKA
A.    Definisi
Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas  disebut sebagai kanker.
Tumor pada mata disebut juga tumor orbita. Tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan kelenjar air mata. Rongga orbital dibatasi sebelah medial oleh tulang yang membentuk dinding luar sinus ethmoid dan s fenoid. Sebelah superior oleh lantai fossa anterior, dan sebelah lateral oleh zigoma, tulang frontal dan sayap sfenoid besar. Sebelah inferior oleh atap sinus maksilari.

2.1ETIOLOGI
1.      Mutasi gen pengendali pertumbuhan (kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14)
2.      Malformasi congenital
3.      Kelainan metabolisme
4.      Penyakit vaskuler
5.      Inflamasi intraokuler
6.      Neoplasma. dapat bersifat ganas atau jinak Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan  disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis
7.      Trauma

3.1PATOFISIOLOGI
Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik yang diyakini ikut berpengaruh terhadap tumbuhnya tumor. Sebagian besar tumor orbita pada anak-anak bersifat jinak dan karena perkembangan abnormal. Tumor ganas pada anak-anak jarang, tetapi bila ada akan menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya jelek.
Tumor Orbita meningkatkan volume intraokular dan mempengaruhi masa. Meskipun masa secara histologis jinak, itu dapat mengganggu pada struktur orbital atau yang berdekatan dengan mata. Dan bisa juga dianggap ganas apabila mengenai struktur anatomis. Ketajaman visual atau kompromi lapangan, diplopia, gangguan motilitas luar mata, atau kelainan pupil dapat terjadi dari invasi atau kompresi isi intraorbital sekunder untuk tumor padat atau perdarahan. Tidak berfungsinya katup mata atau disfungsi kelenjar lakrimal dapat menyebabkan keratopati eksposur, keratitis, dan penipisan kornea.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke dalam badan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan pendarahan. Warna iris tidak normal.

4.1JENIS PENYAKIT
Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Tumor eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti: 
a.       Tumor palpebra, yaitu tumor yang tumbuh pada kelopak mata Misalnya : Tumor Adeneksa, tumor menyerang kelopak mata (bagian kulit yang dapat membuka dan menutup)
b.      Tumor konjungtiva, yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva  yang melapisi mata bagian depan
2.      Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata.
Contoh : Retinoblastoma(RB). Jenis ini adalah tumor ganas retina dan merupakan tumor primer bola mata terbanyak pada anak.
3.      Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata

5.1MENIFESTASI KLINIK
1.      Nyeri orbital
Jelas  pada tumor ganas yang tumbuh  cepat,  namun juga merupakan gambaran khas  'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa.
2.      Proptosi
Pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang  sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak  nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau  cepat (lesi ganas).
3.      Arah bola mata tidak lurus kedepan
4.      Turunnya penglihatan sampai buta
Penglihatan terganggu  akibat terkenanya saraf optik atau retina, atau tak  langsung akibat kerusakan vaskuler.
5.       Penglihatan ganda
6.       Nyeri
7.      Merah
8.      Pembengkakan kelopak atau terlihatnya massa tumor
Mungkin  jelas pada  pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa.
9.       Palpasi
Bisa  menunjukkan massa yang menyebabkan  distorsi kelopak atau bola mata, terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.
10.  Pulsasi
Menunjukkan lesi vaskuler;  fistula  karotidkavernosa atau malformasi arteriovenosa, dengarkan adanya bruit.
11.    Gerak mata
Sering  terbatas oleh sebab mekanis,  namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia endokrin  atau dari  lesi  saraf III, IV, dan VI pada  fisura  orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus.

6.1PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan radiologik : untuk melihat ukuran rongga orbita, terjadinya kerusakan tulang, terdapat perkapuran pada tumor dan kelainan foramen optik
2.      Pemeriksaan ultrasonografi : untuk mendapatkan kesan bentuk tumor, konsistensi tumor, teraturnya susunan tumor dan adanya infiltrasi tumor.
3.      CT-scan : untuk menentukan ganas atau jinak tumor, adanya vaskularisasi pada tumor dan terjadinya perkapuran pada tumor.
4.      Arteriografi : untuk melihat besar tumor yang mengakibatkan bergesernya pembuluh darah disekitar tumor, adanye pembuluh darah dalam tumor. (Sidarta, ilyas. 2005)


























7.1KONSEP MEDIS
a.    PENGKAJIAN
1.      Pengkajian Identitas Klien
Data klien berisi Nama, umur, Jenis Kelamin, Status Perkawinan , Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Tgl Masuk RS            

2.       Penanggung Jawab (diisi lengkap)
Data penanggung jawab berisi Nama, Agama, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan dan Alamat            

3.      Pengkajian Riwayat Kesehatan
1.      Keluhan utama
a. keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian.
b. Apakah klien mengalami gangguan penglihatan/adanya benjolan pada mata.

2.      Riwayat kesehatan sekarang
riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Apakah ada benjolan pada daerah sekitar mata/dahi, ada perasaan yang tidak nyaman akibat adanya benjolan, nyeri, takut. Tampak benjolan pada daerah orbita, kaji ukuran benjolan, jenis benjolan (keras, lunak, mobile/tidak ).
3.      Riwayat kesehatan yang lalu
riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien). Apakah klien punya riwayat trauma pada mata atau riwayat penyakit tumor, memiliki faktor resiko penyakit mata (memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, riwayat penyakit mata dalam keluarga seperti glaukoma, atau mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi mata).
4.      Riwayat kesehatan keluarga
adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak). Apakah ada anggota keluarga yang juga pernah terkena penyakit tumor mata, tumor lain, atau penyakit degeneratif lainnya
4.      Pemeriksaan fisik
1.      Aktivitas/ Istirahat
Gejala à perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan
2.      Makanan/ cairan
Mual / muntah (glaucoma akut)
3.      Neurosensori
Gejala à Gangguan penglihatan (kabur/ tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa di ruang gelap. Penglihatan berawan/ kabur, tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia. Perubahan kacamata / pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda à Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak). Pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan (glaucoma akut). Peningkatan air mata.
4.      Nyeri/ kenyamanan
Gejala à Ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/ berat menetap atau tekanan pada sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut)

b.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri  b.d adanya massa pada mata
2.     Resiko tinggi terjadi infeksi b.d post op pembesahan/oprasi
3.      Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima.
4.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping    penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
5.      Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi



a.   Intervensi Keperawatan
NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1
Nyeri  b.d adanya massa pada mata

Tujuan: setelah mendapat tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri klien berkurang atau hilang

Kriteria hasil :
1) Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3
2) Ekspresi wajah tenang
3) klien dapat istirahat dan tidur
1.      Pantau nyeri secara komprehensif ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi ).

2.      Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.

3.      3.  Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengatasi nyeri.

1.      Mengevaluasi dan memantau nyeri yang dirasakan klien


2.      Memantau keadaan nyeri klien


3.      Mengalihkan rasa nyeri klien


2
Resiko tinggi terjadi infeksi b.d post op pembesahan/oprasi.
Tujuan:
1.      Infeksi tidak terjadi
2.      Tidak ada kemerahan, pus, peradangan
3.      Leukosit dalam batas normal
4.      Tanda-tanda vital stabil.

1.     Observasi tanda-tanda vital (S, TD, N, P)
2.     Jaga daerah  luka tetap bersih dan kering.
3.     Tutup daerah luka dengan kasa steril.
4.     Rawat mata dengan teknik aseptik.
5.     Beri therapi antibiotik sesuai program medik.



3
Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima.
Tujuan: Setelah mendapat tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien dapat mempertahankan ketajaman lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
Kriteria Hasil:
  1. Berpartisipasi dalam program pengobatan.
  2. Mengenal gagguan sensori dan berkompensasi terhadap pengobatan.
  3. Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
  4. Tanda-tanda vital normal (Tekanan darah: 110-130 mmHg, suhu: 36,5-37,5 derajat Celsius, nadi: 60-90 x/menit, Respirasi rate: 16-24x/menit)

1.      Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya.




2.      Letakkan barang yang dibutuhkan atau posisi bell pemanggil dalam jankauan.





3.      Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan kehilangan penglihatan.
1.      memberikan peningkatan, kenyamanan, dan kekeluargaan, serta mampu menurunkan cemas.
2.      memungkinkan pasien melihat objek lebih muda dan memudahkan panggilan untuk pertolongan bila dibutuhkan.
3.      sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total. Meskipun kehilangan penglihatan telah terjadi dan tidak dapat diperbaiki, kehilangan lebih lanjut dapat dicegah.
4
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping    penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam, klien tidak terjadi gangguan citra diri
Kriteria hasil:
1)      Menyatakan penerimaan situasi diri.
2)      Memasukkan perubahan konsep diri tanpa harga diri negatif.
3)      Tanda-tanda vital normal (Tekanan darah: 110-130 mmHg, suhu: 36,5-37,5 derajat Celsius, nadi: 60-90 x/menit, Respirasi rate: 16-24x/menit)
1.      Gali perasaan dan perhatian anak terhadap penampilannya.
2.      Dukung sosialisasi dengan orang-orang disekitar klien.
3.    Anjurakan untuk memakai kacamata hitam.
1.      meningkatkan keterbukaan klien
2.      meningkatkan harga diri klien.
3.      menutupi kekurangan dan meningkatkan citra diri klien
5
Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi
Tujuan:
Pasien dapat memahami  dan mengerti kondisi penyakitnya

Kriteria hasil:
1.      Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit dan kondisi
2.      Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.
3.      Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainnya.
1.      Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien mengenai proses penyakit yang spesifik
2.      Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi
3.      Gambarkan tanda dan gejalah yang biasa muncul pada penyakit.

1.      Pengetahuan mengenai penyakitnya Lebih detail
2.      Klien menghindari hal-hal yang dapat mnyebabkan penyakit tersebut.
3.    Klien tidak lagi cemas  berlebihan dan segera memeriksakan diri di pelayanan kesehatan apabila timbul tanda dan gejala tersebut
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tumor mata adalah pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal atau tonjolan abnormal pada bagian mata. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas sering disebut sebagai kanker.
Tumor mata bisa berasal dari semua jaringan disekitar bola mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor mata dapat terjadi pada orang dewasa ataupun anak-anak.

B.      Saran
Dengan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah dan mengembangkan referensi tentang penyakit tumor mata dalam melakukan study di fakultas keperawatan serta bagi perawat diharaapkan juga menangani dan menanggulangi penyakit tumor mata pada kliennya


















DAFTAR PUSTAKA
Carpenito ,Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed 10. Jakarta:EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Istiqomah,Indriana N.2005.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta:EGC
Nanda. (2009) Nursing Diagnoses: Definitions and Classification (NANDA) 2009 – 2011. Willey-Blackwell.
Nanda,2015
http://cyberwoman.cbn.net.id, Waspadai kanker mata






Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI HMP NERS STIKES Muhammadiyah Sidrap

PIKOM IMM STIKES MUHSID Mengadakan Bazaar dan Lomba puisi